Senin, 03 Oktober 2011

Di Antara Dua Pilihan: Jodoh dan Rezeki

Dalam hidup memang kita sering dihadapkan pada dua pilihan. Di antara dua pilihan tersebut terkadang kita dihadapkan pada pilihan yang sangat sulit untuk menentukan salah satu yang terbaik. Dua pilihan yang tentunya masing-masing akan memberikan konsekuensi yang berbeda.

Seperti halnya dalam kisah berikut ini yang dipenggal dari suatu tanya jawab:
Saya seorang perempuan usia 25 tahun. Saat ini saya sedang bimbang, diantara 2 pilihan. Saya dekat dengan seorang laki-laki yang menurut saya baik dan taat beribadah serta kami memiliki niat baik atas hubungan kami ini, tetapi orang tua saya terutama bapak saya tidak menyetujui hubungan kami dengan alasan dia tidak “sederajat” karena dari tingkat materi keluarga dan pribadi, saya diberikan lebih oleh Allah dibanding dia dan bapakpun memohon dengan sangat kepada saya untuk memikirkan lagi hubungan saya dengannya.  Tetapi saya yakin insya Allah lelaki tersebut bisa menjadi imam untuk saya nantinya, dan dapat membimbing saya untuk lebih dekat denganNya dan untuk urusan rejeki saya pun percaya Allah sudah mengaturnya. Lantas, manakah yang harus saya pilih? saya benar-benar bingung, disatu sisi saya ingin jadi anak yang berbakti pada orang tua dan tidak ingin mengecewakan beliau, tapi disisi lain saya pun ingin mempertahankan dia. Sejak tahu masalah ini dia pun pasrah dan menyerahkan semua keputusan kepada saya. Mohon sarannya..

Ternyata tanggapan yang diberikan sangat luar biasa:

Kau dihadapkan dengan dua pilihan yang sama bagusnya. Bila kau penuhi permohonan bapakmu, maka kau berpahala karena menjadi lebih berbakti kepada orangtuamu. Bila kau menikah dengan pria yang kau ridhoi agamanya, maka kau pun berpahala pula karena memenuhi sunnah Nabi ini.

Pilihan yang terbaik adalah yang melalui istikharah, sebaiknya kau memilih kedua-duanya! Maksudnya, tunjukkanlah kepada orangtuamu bahwa kebahagiaanmu tidak bergantung pada materi dan tunjukkanlah pula bahwa masa depan laki-laki pilihanmu itu cerah!

Untuk menunjukkan bahwa kebahagiaanmu tidak terletak pada materi, berikut ini beberapa saran yang perlu dilakukan:
1.  Jalanilah pola hidup sederhana, jauh lebih sederhana daripada yang selama ini kau jalani;
2.  Seraya mengurangi pengeluaran yang tidak penting dan/atau tidak mendesak, perbanyaklah tabunganmu;
3. Seraya berpola hidup sederhana, sering-seringlah menampakkan keceriaan, sehingga orang-orang akan bertanya-tanya mengapa dirimu begitu ceria;
4. Supaya lebih ringan untuk menampakkan keceriaan dalam berpola hidup sederhana, sering-seringlah mengucap dzikir yang menunjukkan rasa syukurmu kepada Sang Maha Pemurah.

Boleh-boleh saja kau berkeyakinan bahwa rezeki itu sudah ada yang mengatur. Namun, letakkanlah keyakinan ini pada tempatnya. Maksudnya, berpeganglah pada keyakinan ini ketika kau khawatir takkan mendapat rezeki dari Tuhan atau dalam rangka menghindari kesombongan ketika merasa menjadi orang kaya.
Akan tetapi, untuk memperjuangkan masa depan yang cerah sesuai dengan harapan orangtua, keyakinan yang lebih tepat dalam hal ini adalah bahwa kita mampu “merayu” Tuhan untuk mengubah takdir-Nya terhadap diri kita, dari yang buruk ke yang baik dan dari yang baik ke yang lebih baik lagi.
Cara yang paling efektif untuk “merayu” Tuhan itu adalah melalui doa dan ikhtiar. Doa yang paling efektif untuk mengubah takdir adalah doa istikharah. Sedangkan ikhtiar untuk mencari rezeki yang paling efektif adalah melalui jaringan/network.
Adapun yang paling efektif untuk “merayu” bapak adalah melalui kesaksian obyektif dari seseorang yang disegani beliau bahwa masa depan kalian cerah. Tentu saja, supaya kesaksian tersebut obyektif, kalian perlu menunjukkan bukti-bukti obyektif kepada orang tua bahwa masa depan kalian cerah. Bila masih kekurangan bukti, usahakan terus dan teruslah berusaha!

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.