Minggu, 15 April 2012

"9 dari 10 Pintu Rezeki berasal dari Perniagaan (Perdagangan)”

Serasa takjub bahwa aktifitas perniagaan ternyata menjadi urat nadi dalam pertumbuhan perekonomian suatu bangsa. Dan lebih takjub lagi bahwa 9 dari 10 pintu rejeki adalah berasal dari kegiatan perniagaan. Hal ini menunjukkan bahwa 90% pintu rejeki dikuasai oleh para pedagang. Tak bisa dipungkiri bahwa para pedagang dan pengusaha adalah orang-orang yang kaya yang tentunya berhasil dari usaha perniagaan yang digelutinya dimana hasil yang diraihnya tersebut tentu saja diawali dari titik nol. Bukankah Nabi Muhammad juga memberikan contoh untuk mencari rejeki melalui aktifitas perniagaan, tentu saja hal tersebut sudah dicontohkan oleh Beliau beribu-ribu tahun silam. Untuk saat ini lihat saja pelaku usaha seperti Ciputra, Aburizal Bakri, Chairul Tanjung, dan lain-lain yang juga berhasil di usaha perniagaan.

"9 dari 10 pintu rejeki adalah berasal dari kegiatan perniagaan" belum sepenuhnya memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia karena masih sedikit sekali yang terjun di dunia perniagaan. Setelah ditelaah lebih lanjut ternyata faktor lingkungan dan pendidikan sangat mempengaruhi kondisi tersebut. Menyitir pernyataan Ir Ciputra, seorang pengusaha sukses yang sudah tak asing lagi, bahwa akar dari kemiskinan Indonesia bukan semata karena minimnya akses pendidikan, melainkan karena sistem pendidikan di negara ini tidak mengajarkan dan menumbuhkan jiwa entrepreneur dengan baik. Pendidikan tinggi Indonesia lebih banyak menciptakan sarana pencari kerja dibanding pencipta lapangan kerja. Sistem pendidikan Indonesia yang banyak mengandalkan sistem belajar pasif (guru menerangkan dan murid mendengarkan) memberikan dampak yang cukup signifikan untuk membuat masyarakat Indonesia menjadi tidak kreatif dan produktif, dan hanya terbiasa mengandalkan makan gaji. Negara ini banyak mencetak begitu banyak sarjana yang handal dengan kemampuan akademisnya, namun tidak handal menjadikan mereka lulusan yang kreatif yang dapat menciptakan lapangan kerja. Akibatnya, pengangguran terdidik di Indonesia semakin besar setiap tahunnya.

Sedangkan menurut Robert Kiyosaki dalam bukunya yang sangat terkenal “Rich Dad Poor Dad”, sangat jelas sekali memberikan gambaran tentang kondisi yang cuup memprihatinkan bahwa orang lebih memilih bekerja untuk uang daripada uang yang bekerja untuk orang. Coba simak saja penjelasan berikut, bahwa ada 4 tipe orang dalam cashflow quadrant, yaitu Employee, Self-Employed, Business owner dan Investor. Kuadran 1 atau orang yang bekerja untuk uang diisi oleh Employee dan Self-Employed. Sedangkan Kuadran 2 atau uang yang bekerja untuk orang diisi oleh Business owner dan Investor. Dari kedua kuadran tersebut, secara jelas Kiyosaki mengatakan bahwa orang-orang yang berada di kuadran kedua-lah yang bisa menjadi orang yang kaya. Jadi, kalau bukan menjadi Business Owner berarti harus menjadi Investor. Seperti orang Lampung bilang, bahwa kurang afdhol kalau belum bisa menjadi PNS. Nah, kondisi tersebut yang juga mendukung pernyataan bahwa orang lebih memilih bekerja untuk uang, bukan sebaliknya.

Sebagai bahan renungan bagi para pembaca yang budiman, berkaitan dengan rejeki bahwa Allah SWT telah menjamin rezeki bagi setiap makhluk ciptaan-Nya. Seluruh makhluk hidup dari manusia hingga binatang terkecil yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, semua sudah ada bagian rezekinya.
.
Dan tidak ada satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin oleh Allah rezekinya. Dia Maha Mengetahui tempat kediamannya (dunia) dan tempat penyimpanannya (akhirat). Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz).” (QS. Huud [11] : 6)

Namun yang perlu diresapi dan dipahami dari ayat di atas bahwa jaminan rejeki dari Alloh tidak serta merta membiarkan kita tinggal ongkang-ongkang kaki saja tanpa ada usaha dan ikhtiyar namun justru kita yang harus MENJEMPUT REJEKI. Bukankah seekor ayam saja harus mengais-ngais tanah untuk bisa mendapatkan makanan apalagi kita sebagai manusia yang mempunyai akal pikiran dan potensi lebih dibandingkan dengan makhluk lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.